MAKALAH BULAN RAMADHAN

August 21, 2013


MAKALAH BULAN RAMADHAN














KATA PENGANTAR

         .
            Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam tugas ini saya membahas mengenai bulan ramadhan.
Tugas ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak,oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. 
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 


                                                        22 Agustus 2013




















IDUL FITRI



             Idul Fitri merupakan bentuk penghargaan (award) Allah kepada kaum Muslimin. Penghargaan tersebut diberikan setelah sebulan penuh kaum Muslimin berada dalam ketaatan, kesulitan dan kekonsistenan menjalankan ibadah puasa.Melalui penghargaan tersebut diharapkan kaum Muslimin keluar dari rutinitas pendidikan jasmani dan rohani mendalam yang cukup melelahkan untuk keluar menuju kegembiraan dan kebahagiaan, namun tetap dalam lingkaran ketaatan dan takwa.                                          
Kegembiraan kaum Muslimin dalam merayakan Idul Fitri harus mencerminkan tiga pilar, yaitu ketaatan, kegembiraan dan silaturrahim. Sedangkan kegembiraan dalam Idul Adha harus pula mencerminkan tiga pilar yang berbeda, yaitu kegembiraan, ketaatan dan solidaritas sosial. Kegembiraan dalam Islam sama sekali tidak identik dengan hura-hura, pelampauan batas dan kemaksiatan karena tiga pilar terakhir tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip agama Islam.
Sedemikian pentingnya keluar dari rutinitas puasa dan memasukkan kegembiraan kepada kaum fakir-miskin sampai-sampai Allah SWT mengharamkan puasa pada hari pertama Idul Fitri dan Idul Adha. Hal tersebut untuk memberikan penyadaran bahwa Idul Fitri dan Idul Adha merupakan "jamuan ketuhanan akbar" yang diberikan oleh Allah SWT kepada semua manusia. Lebih dari itu, agar manusia secara terus menerus sadar bahwa berbagai makanan yang dikonsumsinya setiap hari sejatinya merupakan jamuan, anugerah dan karunia Allah SWT.                                                                                                   Pada Hari Raya Fitri, Rasulullah SAW memerintahkan kepada anak-anak dan kaum wanita bahkan yang "berhalangan" sekalipun untuk keluar bersama kaum lelakinya melaksanakan shalat Eid di tempat terbuka dan mengumandangkan takbir sebagai bentuk syiar Islam dan simbol kebahagiaan dalam beragama. Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185). Pada hari tersebut, Rasulullah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk saling mengucapkan selamat; bersilaturrahim; mengunjungi orang tua; bermaaf-maafan; memberikan kebahagiaan kepada keluarga, teman, kerabat, tetangga dan fakir-miskin; serta menyelenggarakan berbagai pertemuan yang dapat memperbarui sikap kasih sayang dan saling mencintai antar sesama.                                                                        Islam sesungguhnya telah memberikan berbagai media agar kaum Muslimin saling bertemu dan meningkatkan rasa kasih dan sayang serta persatuan dan kesatuan di antara mereka melalui shalat berjamaah setiap hari, shalat Jumat setiap pekan, dan shalat Idul Fitri-Idul Adha tiap tahun.                                                                                                                       Namun, pada umumnya manusia enggan memanfaatkan kesempatan harian dan mingguan, malah sebaliknya menunggu-nunggu momentum hari raya yang datangnya hanya setahun sekali. Padahal, jika kaum Muslimin memanfaatkan dengan baik kesempatan shalat berjamaah harian dan shalat Jumat mingguan, niscaya tidak perlu menunggu momentum silaturahim tahunan kepada sesamanya. Hal tersebut dipastikan akan lebih efektif dalam menghapus kesalahan dan dosa serta semakin menumbuhkan sikap saling percaya diri, kasih-sayang, persatuan dan kesatuan di antara mereka. Wallahua’lam.



KEUTAMAAN BULAN RAMADAN



1.Bulan berlimpah berkah

Saat datang bulan Ramadhan Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah sebagai berikut, "Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu- pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan- syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya." (HR Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi).

2.Bulan kegembiraan bagi pecinta kebaikan

Sahabat Arfah pernah berkata, "Suatu ketika aku berada di rumah Uthbah bin Farqad, kebetulan ia sedang membicarakan puasa Ramadhan, lalu masuk seorang laki-laki, salah seorang sahabat Nabi saw. Melihat laki-laki itu Uthbah menaruh hormat padanya dan diam. Tamu itupun menyampaikan hadis tentang Ramadhan, la berkata, ’Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang Ramadhan, "Pada bulan itu pintu-pintu neraka ditutup, dibuka pintu-pintu surga dan dibelenggu syaitan-syaitan." Raslullah saw. mengulas lagi, "Dan seorang malaikat akan berseru: ’Hai pecinta kebaikan, bergembiralah! Hai pecinta kejahatan, hentikanlah! Sampai Ramadhan berakhir.’" (HR Ahmad, dan An- Nasa’i).

3.Saat penghapusan kesalahan diampuni dosa-dosanya

Abu Hurairah berkata bahwa Nabi saw bersabda:"Shalat yang lima waktu, Jum’at ke jum’at, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan yang terdapat
di antara masing-masing selama kesalahan besar dijauhi."
Abu Sa’id al-Khudri ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya."
Abu Hurairah berkata, Telah bersabda Rasulullah saw:"Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu."



             





LAILATUL QADAR


Lailatul Qadar merupakan hadiah Allah kepada kita. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa melakukan qiyam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharap-an, (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni." Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw. saat menjumpai Lailatul Qadar adalah "Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku." (HR. Ibnu Majah) Sehingga, dari kedua hadis tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan Lailatul Qadar agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti: shalat malam, tilawah al-Qur’an, dzikir, doa, dan amal-amal saleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal- amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada, dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah swt.
 Jika kita ingin menggenggam Lailatul Qadar, dapatkah ia dilihat oleh mata? Dua tokoh ulama’ Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh Munajjid berkata: "Malam Qadar boleh dilihat dengan mata kepada siapa yang diberi taufik oleh Allah swt. dan dengan menggunakan tanda-tandanya. Para sahabat r.h. mencarinya berdasarkan tanda-tandanya, tetapi tiada laporan yang mengatakan mereka telah melihatnya. Akan tetapi tidak ada larangan mencari hasil fadilah bagi siapa yang beriman dan bersungguh-sungguh", kata beliau. Sheikh Al-Sya’rawi menjelaskan, "Satu pun di antara makhluk Allah tidak melihat Lailatul Qadar, melainkan Rasu-lullah saw. Ini adalah satu keistimewaan yang diberikan kepada Rasul-Nya. Selain itu, ada beberapa orang yang dilaporkan pernah melihatnya. Mereka yang melihatnya berkata-kata kepada Rasulullah yang melihat beliau pandangan di dalam tidur mereka, seolah-olah berkata: "Aku melihat sebagaimana aku sujud di dalam air yang melimpah, kemudian menjadi pagi hari, mereka melihat masjid-masjid di sepanjang malam tersebut. Langit seolah-olah ingin hujan, Rasulullah sujud sehingga kelihatan dahi di atas tangannya dan kami mengetahui bahwa di sini adalah Lailatul Qadar di dalam tahun dan malam itu."


You Might Also Like

2 comments

  1. Terima kasih artikelnya, salam kenal dari Blog Kabar Guruku juga BLOG SEKOLAH ANAK ISLAM yang berisi informasi seputar dunia pendidikan Islam, Info Sekolah, Sertifikasi, Tunjangan, Album sekolah, Pendidikan Anak Usia Dini, KB-TK, Hidayatullah. Juga memuat Cerpen Anak Sholeh, Hukum Islam tentang Poligami, Kontrversi Nikah Mutah, Artikel Ramadhan Membawa Berkah, Materi Pembelajaran PAUD, Seputar Opini Pendidikan Islam dan banyak yang lain.  Inilah rangkuman isi Blog Sekolah Anak Islam spesial untuk saudara semua...

    ReplyDelete

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images