contoh PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
January 23, 2017
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
MELATIH ANAK UNTUK TERBIASA BERBICARA YANG SOPAN
MEMALUI METODE BERCERITA
B.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Undang
undang no 2 thn 2003 tentang sikdinas bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
untuk mengembangkan secara optimal agar terbentuk prilaku dan kemampuan dasar
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan salah
satu pembelajaran yang diberikan pada anak usia dini adalah pembentukan
karakter pada anak melalui pembentukan
akhlak prilaku, moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ciri dan bentuk pembelajaran yang
diberikan untuk anak tk sebaiknya dikondisikan bagi anak untuk bisa
mengekspresikan secara bebas. Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku, pada dasarnya terjadi dan dihasilkan karena adanya proses interaksi
antara subjek belajar dengan sumber belajar. Pada hakikatnya Proses interaksi
yang baik adalah salah satu faktor terpenting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Untuk itu seorang guru harus mempunyai kompetensi bahasa yang baik
agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang interaktif antara guru
dan siswa.
Namun dalam
prakteknya sering terjadi kesalahan dalam memahami maksud atau inti dari materi
yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kosakata yang dimiliki
anak, keterlambatan anak pada kemampuan berbahasa, pengaruh keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan anak dalam
berbahasa sehingga ia mampu berkomunikasi dengan baik diperlukan alat atau
media yang mampu merangsang anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa.
Proses belajar pada hakikatnya sejalan dengan proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan.
Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen
proses komunikasi. Dalam hal ini, pesan dapat diartikan sebagai materi, sumber
pesan dapat diartikan sebagai buku, saluran/media misalnya, buku cerita, media
film, alat peraga, media audio visual, media audio. Penerima pesan dapat
diartikan sebagai siswa ataupun guru.
Penggunaan
media dalam belajar adalah tidak lain untuk mendukung proses penyampaian pesan
agar lebih tepat sasaran kepada penerima pesan. Penggunaan media yang
seringkali digunakan dalam proses belajar seperti; alat peraga, media film,
media audio, media audio visual, media grafis sederhana, slide, OHP, dll. Sumber belajar dapat diciptakan atau memanfaatkan
lingkungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa.
Salah satu
sumber belajar yang bisa dimanfaatkan adalah buku cerita atau, majalah. Buku
cerita atau majalah menjadi salah satu media yang memberikan kesempatan pada
guru dan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Hasil yang
bisa didapatkan anak berupa penambahan kosakata baru dan informasi tentang isi
cerita yang ada dalam buku cerita tersebut. Oleh Karena itu peneliti ingin
mengetahui lebih dalam lagi apakah kegiatan bercerita mampu meningkatkan
kemampuan berbahasa anak sehingga anak dapat terlatih berbicara yang sopan pada
lingkungannya. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk memberikan suatu masukan
terhadap permasalah-permasalahan yang terjadi sesuai gambaran di atas.
C.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut Berdasarkan uraian tersebut di atas
dapatlah disusun permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana melatih anak untuk
berbicara yang sopan ? ”
D. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui
tujuan dari penulisan masalah ini yaitu:
”Mengetahui bagaimana cara melatih anak untuk berbicara
yang sopan”
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1.
Perbendaharaan kosa kata anak
meningkat.
2.
Kemampuan berbahasa anak meningkat.
3.
Keaktifan
anak dalam berkomunikasi meningkat.
4.
Keberanian anak
mengungkapkan kembali isi cerita meningkat
5.
Anak terbiasa untuk berbicara yang
sopan.
F. KAJIAN PUSTAKA
1. KAJIAN TEORI
2. Kemampuan
Berbahasa Lisan
Standar kompetensi anak usia dini adalah standar
kemampuan anak usia 0-6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar
kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia
dini terdiri atas pengembangan aspek–aspek sebagai berikut :
§ Moral,
nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian,
§ bahasa,
§ kognitif,
§ fisik
/ motorik dan
§ seni.
Pada penelitian ini aspek yang akan digunakan untuk
perbaikan pembelajaran adalah aspek bahasa.Dalam kerangka dasar kurikulum 2004,
menyebutkan pengertian kemampuan atau kompetensi merupakan pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak (Depdiknas, 2004 : 2). Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah
hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati, kemampuan dapat
dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan
pelajaran secara konstekstual. Pengertian kompetensi menurut E. Mulyasa,
menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (E.
Mulyasa, 2002 : 37).Pengertian berbahasa lisan dikutip dari Ensi Klopedia bebas
(23 Juli 2009) berbahasa lisan adalah suatu bentuk
komunikasi yang unik dijumpai pada manusia yang
menggunakan kata-kata yang diturunkan dari kosa kata. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia berbahasa lisan sama dengan bahasa percakapan.
2.
Metode Bercerita
Pengertian metode bercerita dikutip dari
Winda Gunarti (2008 : 5.3). Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka,
yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga. Menurut
RUA Zainal Fanani (2007) mengemukakan bahwa bercerita / mendongeng adalah
metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia.
Melalui cerita-cerita / dongeng yang baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya
memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang
jauh lebih luas, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita ternyata
menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak. Cerita secara
faktual erat sekali hubungannya dengan pembentukan karakter, bukan saja
karakter manusia secara individual, tetapi juga karakter manusia dalam sebuah
bangsa. Tidak heran bila banyak pakar kebudayaan yang menyatakan bahwa nilai
jati diri, karakter dan kepribadian sebuah bangsa dapat dilihat dari cerita.
Cerita rakyat yang hidup di bangsa itu. Kalau begitu, jelas bercerita bukanlah suatu
yang berakibat sederhana. Cerita berpengaruh amat besar dalam jangka panjang,
sampai–sampai dikatakan menjadi faktor dominan bagi bangunan karakter manusia
di suatu bangsa.
G.
RENCANA
DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Rencana
Penelitian
a. Subjek
Penelitian
Anak didik PAUD
Kelompok Belajar LESTARI yang berjumlah 30 anak ,16 perempuan dan 14 laki-laki
dan karakateristik anak didik memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda.
b. Tempat
Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di PAUD Kelompok
Belajar Lestari Dusun Dengok V, Desa Dengok , Kecamatan Playen , Kabupaten
Gunungkidul. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan
bekerja pada Paud tersebut, sehingga
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang
sangat sesuai dengan profesi penulis.
c. Waktu
Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan
waktu penelitian selama 2 bulan Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut .
2.
Prosedur Penelitian
a.
Perencanaan
Meliputi
penyampaian materi dengan cara bercerita , mengajak anak untuk bercerita
bersama dan memotivasi anak agar terbiasa berbahasa sopan di sekolah, di rumah
maupun dilingkungan.
3. Tindakan
( Action )/ Kegiatan, mencakup
a. Siklus
I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
b. Siklus
II ( sama dengan I )
c. Siklus III ( sama dengan I dan II )
4. Refleksi,
dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat
menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
H.
JADWAL
PENELITIAN
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
I. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi
tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1. Fotocopy Naskah : Rp
2. Kerta folio 1 pack : Rp
3. jilid buku : Rp
4. Rental Komputer : Rp
5. lain – lain : Rp
2. Kerta folio 1 pack : Rp
3. jilid buku : Rp
4. Rental Komputer : Rp
5. lain – lain : Rp
JUMLAH :
Rp
J. PERSONALIA PENELITI
Penelitian
ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
Nama
: NURSIDIK
KURNIAWA
NIM : 813846371
Pekerjaan
:
Guru Wiyata Bakti SDN 1 Samudra Kulon
Tugas
dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data
0 comments