Contoh Karya Ilmiah Penggunaan Pupuk Organik
January 26, 2013
KARYA ILMIAH
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pupuk organik sudah lama dikenal
para petani, jauh sebelum revolusi Hijau berlangsung di Indonesia pada tahun
1960-an. Sedangkan pupuk hayati dikenal para petani sejak proyek intensifikasi
kedelai pada tahun 1980-an. Namun sejak Revolusi Hijau petani mulai banyak
menggunakan pupuk buatan karena praktis penggunaannya dan sebagian besar
varietas unggul memang membutuhkan hara makro (NPK) yang tinggi dan harus cepat
tersedia. Bangkitnya kesadaran sebagian masyarakat akhir-akhir ini akan dampak
penggunaan pupuk buatan terhadap lingkungan dan terjadinya penurunan kesuburan
tanah mendorong dan mengharuskan penggunaan pupuk organic.
Kondisi ini membuat saya tertarik untuk meneliti tentang
penggunaan pupuk organik tanaman padi khususnya. Oleh karena itu saya akan membahas
masalah tentang penggunaan pupuk organic pada masyarakat pedesaan.Penggunaan
pupuk sangat penting untuk meningkatkan hasil panen. Penggunaan pupuk yang
tetap akan menghasilkan panen yang baik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Mengapa harus menggunakan pupuk
organik?
2.
Bagaimana manfaat pupuk organik pada
tanaman padi?
3.
Bagaimana perkembangan pupuk organik
pada saat ini?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Menerangkan tentang pengertian dan
keunggulan pupuk organik pada masyarakat.
2.
Mengetahui manfaat dari penggunaan
pupuk organik.
3.
Mengetahui perkembngan pupuk organik
pada masa sekarang ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sejarah penggunaan pupuk pada
dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk
diperkirakan sudah mulai pada permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam
>5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk memperbaiki
kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang
terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, di Cina, Amerika
Latin, dan sebagainya (Honcamp, 1931).
Dalam buku yang diterbitkan oleh
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Pupuk
organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan
hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman.
Dalam permentan No.2/pert/hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah
tanah, dikemukakan bahwa produk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang
telah melalui preses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
mensuplai bahan organic untuk memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah.
Jadi secara umum pupuk organik adalah suatu bahan yang digunakan untuk
memperbaiki kesuburan tanah dengan cara menambah bahan itu ke dalam tanah agar
menjadi subur.
BAB III
PEMBAHASAN
Sumber bahan organik dapat berupa
pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol
jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota.
Jenis Pupuk kandang
Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang
berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya
sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk
padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.
Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan
mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang
terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen
dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan
nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Pupuk
dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara
perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan
panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
- Pupuk
panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan
mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk
yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang
bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya
ikat ion yang tinggi sehingga akan
mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang
bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal. Pupuk kandang yang telah siap
diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan
baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk
kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan
menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan
tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan,
sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.
Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah
tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair
ini akan cepat diserap oleh tanaman.
Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal
dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada
waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa
sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai
penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang
dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama
nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif
mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk
hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di
dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan
ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk hijau digunakan
dalam:
- Penggunaan
tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan
sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai
tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
- Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan
tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama
atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman
pokok berupa tanaman tahunan.
Kompos
Kompos
Kompos merupakan sisa bahan
organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah
mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang
sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa
tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan
dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak,
urine, pakan
ternak
yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang
sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa
kegunaan kompos adalah:
- Memperbaiki struktur tanah.
- Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
- Meningkatkan daya tahan dan
daya serap air.
- Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
- Menambah dan mengaktifkan unsur
hara.
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di
sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang,
ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400
c).
Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan
daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi)
yang akhirnya merubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian
menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah
pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan
kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus
merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan
menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan
kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan
kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik
larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa
organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan
penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang
diproduksi di pabrik dengan menggunakan
peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk
organik buatan, yaitu:
- Meningkatkan
kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Meningkatkan
produktivitas tanaman.
- Merangsang
pertumbuhan akar, batang, dan daun.
- Menggemburkan
dan menyuburkan tanah.
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan
dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan
kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk
organik tersebut.
Manfaat
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa
sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah
mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah,
yaitu 2%.Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon
organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
padi baik kualitas maupun
kuantitas, mengurangi pencemaran
lingkungan,
dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah
degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan
karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh
dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.
Selain itu, peranannya cukup besar terhadap
perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik
yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan
oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan
sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat
meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga
sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang
berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk
kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya
karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik
yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan
terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar
kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3).
Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat
butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan
ini mempengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik
dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar
pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan
organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik memiliki fungsi kimia
yang penting seperti:
- Penyediaan
hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif
sedikit.
- Meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
- Membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
Pelestarian lingkungan
Tanaman penutup tanah (cover
crop) dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat
meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem
pengelolaan hara terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik perlu digalakkan. Sistem pertanian yang disebut sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) menggunakan kombinasi
pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural
practices perlu dilakukan agar degredasi lahan dapat dikurangi dalam rangka
memelihara kelestarian lingkungan.
Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk anorganik
untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu
dipromosikan dan digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang
mengintegrasikan ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan
tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman
penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu
diintensifkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasrkan dari uraian – uraian di atas, dapat kita ketahui
bahwa penggunaan pupuk organik pada tanaman padi dapat dapat meningkatkan
kesejahteraan petani karena dengan menggunakan pupuk organik dapat meningkatkan
hasil panen padi dan harga beras organik juga lebih mahal dibandingkan dengan
beras non-organik. Tentunya diikuti dengan cara pengolahan tanaman yang benar.
Dan jika menggunakan pupuk organik juga tidak akan merusak lingkungan karena
pupuk organik ramah lingkungan.
Oleh karena itu, sudah saatnya masyarkat beralih menggunakan
pupuk organik. Dengan menggunakan pupuk organik yang tentunya lebih memberikan
untung lebih banyak dibandingkan jika mereka menggunakan pupuk non-organik.
Kita juga sudah dimudahkan dengan adanya produksi pupuk organik oleh para
produsen pupuk besar di Indonesia yang mulai giat untuk memproduksi pupuk
organik. Hal itu tentunya bisa dijadikan alasan untuk beralih ke pupuk organik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.litbang.deptan.go.id
http://www.agrisci.ugm.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/pupuk_organi
0 comments